Dalam nota kesepakatan tersebut, penutupan aliran sungai dijanjikan selesai pada akhir tahun 2024. Namun, hingga awal tahun 2025, realisasi belum tercapai. Aliran air Sungai Baliase masih masuk ke Sungai Masamba, sehingga banjir masih melanda 9 desa di Kecamatan Malangke.
Tidak adanya Solusi kongkrit yang diputuskan Pemerintah, kekecewaan Masyarakat makin bertambah, akibatnya Warga menyerbu Kantor DPRD Luwu Utara kamis kemarin.
Herwin dalam Orasinya, meneriakkan kekecewaan Warga terhadap Pemerintah Kabupaten Luwu utara, sebab nota kesepakatan yang sudah dibuat untuk menangani Aliran Sungai Baliase yang memicu Banjir pada agustus 2024, hingga saat ini belum juga direalisasikan, kami akan Turunkan Massa yang lebih besar lagi, ancam Herwin.
Banjir yang menggenangi Malangke hari ini tidak terjadi hanya satu hari, dua hari, atau satu tahun, dua tahun. Banjir di Malangke ini terjadi sudah berpuluh tahun. Namun, kami melihat ada pembiaran sehingga semakin hari, bukannya tertangani, malah volume airnya semakin besar dan lebih banyak,” sambungnya.
Mereka berharap agar pemerintah, baik eksekutif maupun legislatif, mampu memberikan kebijakan agar solusi banjir ini bisa terealisasi, bukan hanya sekedar cerita.
Kami berharap agar kiranya peran dari seluruh stakeholder terkait bisa memberikan kebijakan tentang penanganan banjir yang ada di Malangke ini. Kami sudah dari dulu mendengar akan dilakukan ini dan itu, tapi faktanya tidak ada yang kami dapat, hanya debit air semakin bertambah semakin tahunnya. Jadi kali ini, semoga ada realisasi yang nyata, bukan sekedar cerita,” lanjut Herwin.
Kami kembali sampaikan, apabila tidak ada realisasi dari pemerintah terkait tuntutan kami, maka jangan salahkan kami kalau kami kembali menduduki Gedung DPRD Lutra ini dengan massa yang jauh lebih banyak,” tutup Herwin. (Mik/Red)